Our Catering Vendor

Hooo… saking sibuknya *hayah* jadi lupa ngebahas hal satu ini deh, padahal catering adalah hal paling penting lho menurut Ai kalo qt mo ngadain suatu acara, acara apapun itu. Etapi sebenernya crita soal catering ini agak kelupaan karena kebanyakan Mama yang ngurusin siy hehehe. Secara acara bakal diadakan di Jogja, jadi ya Mama lebih leluasa untuk bergerak daripada Ai 😛 Dan sama seperti pemilihan gedung resepsi ataupun akad nikah, pemilihan catering ini *khususnya untuk resepsi* juga tidak mengalami kebingungan yang cukup berarti karena Mama sama Papa punya kenalan yang bergerak di bisnis catering dan kebetulan cateringnya itu termasuk catering yang oke di Jogja, moga-moga aja dapet diskon oke 😉 *amiin*

So, inilah vendor catering untuk pernikahan kami:

  • Catering untuk resepsi: Al Buruuj Catering, Jl. Nitikan Baru No. 77 Yogyakarta, Telp 0274-371151
  • Catering untuk midodareni dan akad nikah: Amalia Catering, alamatnya ga tau, belum tanya Mama 😛

Nah, masalah baru muncul saat kami mulai memilih menu untuk resepsi. Banyak banget pilihannya, uda gitu Papa maunya juga jangan sampai tamu kami kehabisan makanan. Mba Rita, orang Al Buruuj, pinter pula ngebujuk-bujuk Papa sama Mama untuk nambahin menu ini itu *ya iyalah, marketing bo hehehe* Tapi so far, Mba Rita cukup banyak ngasi masukan siy, kayak menu apa aja yang lebih disukai orang, yang semua orang bisa makan, trus kombinasi antara buffet sama gubuk jangan sampai ada yang dobel, gitu-gitu d…

Pertemuan terakhir dengan Mba Rita siy menu yang kami pilih adalah:

  • Buffet:
  1. Nasi putih
  2. Sup merah dan timlo
  3. Gurameh (lupa dimasak apa hehehe)
  4. Sate ayam
  5. Ca jamur brokoli
  6. Kerupuk udang dan rambak
  7. —Lupa ni menu yang satu ini 😛
  • Gubuk:
  1. Nasi gudeg
  2. Mie jawa dan mie oriental
  3. Bakso daging (tanpa mie)
  4. Tongseng kambing
  5. Zuppa soup
  6. Burger steak
  7. Crepes
  • Minuman dan dessert:
  1. Teh
  2. Air mineral
  3. Softdrink/juice
  4. Es krim
  5. Buah iris dan pudding

 

Oya, itu sudah termasuk alat saji dan peralatan meja standar plus tata meja dan dekorasi meja ya… Kami pilih warna biru untuk dekorasi catering-nya, sesuai sama tema pernikahan kami… Ehh sama satu lagi, ice craving inisial nama kami berdua juga donk hehehe…

List menu di atas masi bisa berubah ya… bisa berubah tergantung budget hehe, bisa juga karena pas testfood kurang sreg, meskipun kita sudah sempet testfood siy di nikahan temen Ai, tapi kebanyakan menu yang kami pilih itu belum pernah kami coba 😦 Mudah-mudahan aja siy enak semua ya… amiin…

Soal harga, hmmm… relatif ya kalo kata Ai. Kalo dibandingkan dengan harga catering di Jakarta mah jelas ya jawabannya hehehe… Tapi emang untuk di Jogja vendor catering kami ini harganya cukup mahal *bagi kantong kami hehehe* Namun kami sadar betul dalam suatu acara pernikahan yang paling diinget sama para tamu itu adalah makanan, makanya dibela-belain deh ngerogoh kocek kami dan Mama-Papa lebih dalam hehehe. Mudah-mudahan aja worth it yaaa dan nantinya para tamu puas… amiin…

Our Wedding Invitation

Hooo… dari sekian banyak postingan, ternyata kami sama sekali belum cerita mengenai undangan pernikahan kami yak hehehe… Agak kelupaan ni, maaf… Padahal kami uda bolak-balik ke vendor kami itu lebih dari 3 kali 😛

Oke… kami cerita dari awal ya… Tentang undangan ini awalnya kami berdua ga punya gambaran pasti mengenai bentuk ataupun modelnya hehehe… Yang kepikiran baru warna aja, yaitu biru karena disesuaikan dengan warna tema resepsi kami. Tapi kami, khususnya Ai 😉 selalu rajin hunting model undangan sekaligus vendornya.

Here’s the recap:

Model dan bentuk undangan

Memilih model dan bentuk undangan merupakan hal yang lumayan susah menurut Ai. Mengapa? Simply karena model dan bentuk undangan zaman sekarang itu banyak dan macem-macem hwehehehe… Jadi, kemungkinan besar kita bakalan bingung 😀

Singkat kata singkat cerita *hayah*, awalnya kami ingin membuat undangan dengan model kalender duduk. Bahkan kami sudah memilihg vendor di Jogja yang menurut kami hasil karyanya cukup oke dan harga lebih murah daripada saat kami survey vendor undangan di pameran pernikahan di Jakarta *plus karena vendor tersebut menawarkan foto prewedding gratis hehehe* Namun, dasarnya Ai suka penasaran pengen cari harga yang paling kompetitif maka Ai berniat mencari vendor lain yang bisa membuat undangan unik sekaligus bermanfaat sesuai dengan yang kami inginkan. Nah, dalam proses mencari vendor ini Ai menemukan model lain yang unik sekaligus bermanfaat juga. Tergoyahkanlah iman Ai *lebay* Dan akhirnya kami berdua memutuskan untuk membuat undangan pernikahan dengan model frame. Hahay… lebih unik dan berguna kaaan?!? Iya donk hehehe… Kira-kira inspirasinya dari undangan berikut ini:

Tapiii… setelah searching-searching plus survey-survey, rupanya kalo undangan model frame seperti yang ada di gambar (dengan bahan yang keras, karton yang tebel banget ato ditumpuk gitu lho plus hiasannya) harganya halmahera bo’ hehehe… Budget kami ga nyampe 😦 Ehh, dasar jodoh kali ya, finally kami menemukan vendor yang bisa membuat undangan yang konsepnya tetap frame namun dengan harga yang cukup bersahabat menurut kami plus sedikit modifikasi. Yahh… meskipun kami harus mengubur impian untuk punya undangan pernikahan dengan model sebagus gambar di atas. Tapi tetap, kami cukup senang dengan pilihan kami itu, still meet our want lah 😉

Awalnya Papa dan Mama menyarankan untuk membuat dua jenis undangan, satu model yang hardcover dan satunya model softcover. Tujuannya sih untuk menghemat budget, tapi ternyata setelah ditimbang-timbang berdasarkan jumlah pemesanan selisihnya ga jauh-jauh amat, cuma 500 IDR per undangan. Jadi kami hanya akan memesan satu jenis model undangan saja supaya ga ribet, yang beda mungkin kontennya, dalam hal jam kehadiran ada pembedaan (dua jenis jam kehadiran). Trus trus, orang tua kami juga sudah mewanti-wanti untuk tidak perlu memajang foto kami berdua di undangan. Untuk hal yang satu ini sih kami berdua cenderung setuju. Jadi, intinya kami akan membuat undangan dengan model double frame sederhana, warna biru tua – putih (sesuai dengan tema pernikahan kita) dengan finishing emboss, dan bahan kertas Jasmine. Oya, untuk model undangan kami yang uda fixed plus spesifikasi detilnya, Insya Allah akan kami posting begitu dummy selesai 😉

Berikut tips dari kami dalam menentukan model dan bentuk undangan:

1. Konsultasikan desain, model, dan bentuk undangan dengan pasangan dan orang tua.

Why? Karena tamu undangan bukan berasal dari kita saja tapi juga pasangan serta kedua belah pihak orang tua. Jangan sampai ada perbedaan pendapat, misalnya orang tua ingin undangan yang elegan sedangkan calon pengantin ingin undangan yang sederhana saja. Jadi, kalo bisa sih sesuai ekspektasi semua, kecuali kalo orang tua sudah menyerahkan semua yang terkait undangan ke calon pengantin ya…

2. Pilih desain, model, bentuk, dan warna undangan yang sesuai dengan tema pernikahan.

Kalo ini sih sebenernya sesuai selera aja ya. Tapi sebagai penganut ke-matching-an, menurut Ai menyesuaikan undangan dengan tema pernikahan adalah hal yang wajib hehehe. Jadi, pernikahan kita akan terlihat terkonsep dengan baik *hayah* Ga harus semua matching siy… Cukup satu atau beberapa elemen saja, misalnya membuat undangan dengan warna sama atau sesuai dengan warna kebaya pengantin atau warna tema pernikahan, membuat undangan dengan desain etnik Jawa karena pernikahan diselenggarakan dengan adat Jawa, dan lain-lain.

3. Jika memungkinkan, pilih undangan yang bermanfaat sekaligus unik.

Menurut pandangan Ai, kalau zaman dulu undangan pernikahan itu setelah dibaca tamu undangan bakalan dibuang gitu aja. Tapi itu duluuu… Kalo bisa mah sekarang undangan pernikahan juga bisa bermanfaat sekaligus unik 😉 Jadi momen pernikahan kita bisa diingat tamu undangan salah satunya karena undangannya unik atau karena bisa dimanfaat kembali dalam jangka waktu tertentu. Tapi memang konsekuensinya kalo kita mau buat undangan demikian ya budget-nya agak lebih tinggi dibandingkan dengan undangan biasa. Pinter-pinternya kita aja sih dalam memilih desain sekaligus vendor, misalnya dengan pilihan jenis kertas, membuat desain sendiri, atau lainnya.  Undangan pernikahan kami, meskipun terbilang unik *at least menurut kami hehe* harganya tidak terlalu mahal, dalam artian masih banyak undangan model lain yang jauh lebih mahal. Berkreasilah dengan membuat undangan yang lain daripada yang lain. Menikah cuma sekali seumur hidup kaaan?? *amiin* Jadi, buatlah menjadi suatu momen yang berkesan 😉

Vendor Undangan

Hmmm… mencari vendor undangan ini juga lumayan susahnya sama dengan mencari model undangan hehehe. Kalo bagi Ai sih susahnya karena kita mencari vendor yang bisa menginterpretasikan keinginan kita sekaligus membuat undangan yang sesuai keinginan kita dengan harga yang rasional dan sesuai budget kita *hedeh bahasanya*

Seperti yang sudah Ai ceritakan sebelumnya, sebenarnya kami berdua sudah sempat memilih model undangan sekaligus vendor, tapi memang belum deal. Untungnya Ai masih mau repot-repot searching vendor lain. Karena pada akhirnya Ai justru menemukan model undangan lain yang lebih unik menurut Ai sekaligus menemukan vendor undangan yang menawarkan hasil yang cukup kompetitif dengan kualitas yang tidak kalah bagus. Hurray \(^.^)/ Penilaian harga memang sangat subjektif ya tapi kami memutuskan menggunakan vendor ini setelah survey sana-sini, baik searching via internet ataupun datang ke vendor-vendor undangan di Jogja.

Syukur Alhamdulillah kami menemukan vendor ini, nama vendornya Arief Jaya. Why oh why? Pertama karena pemiliknya, Pak Haji Udin, itu baik banget, ramah plus sabar. Beliau sudah langsung bekerja cepat begitu DP diberikan, meskipun DP yang kami berikan ga nyampai 50% hehehe. Kedua harganya sangat kompetitif kalo menurut kami berdua. Dari hasil survey, baik di Jakarta maupun di Jogja, via email maupun datang langsung, vendor inilah yang ngasi harga paling murah dengan model yang sama atau mirip hehehe. Kenapa? Karena vendor ini merupakan percetakan. Bukannya apa-apa, tapi dari pengalaman orang yang Ai dapatkan via internet, banyak vendor pembuat undangan yang ternyata ga mencetak sendiri undangan yang dipesan klien lewat mereka, balik-baliknya vendor tersebut mencetak undangannya di percetakan seperti Arief Jaya ini. Mata rantai pembuatan undangannya jadi lebih panjang, alhasil waktu yang dibutuhkan untuk membuat undangan menjadi lebih lama dan harganya juga lebih tinggi dong ya. Makanya, demi mengejar harga yang oke hehehe, kami memilih vendor yang memang merupakan percetakan. Kekurangannya mungkin dari segi desain dia kurang begitu kreatif karena percetakan biasanya hanya memiliki desainer yang biasa, dalam artian bukan spesialis undangan pernikahan. Menurut pengalaman sih, dia lebih bisa membuat undangan yang sudah ada contohnya, yah supaya beda ya kita modifikasi dengan model-model undangan lainnya, tapi yang penting sudah ada contoh fisiknya, bukan ngawang-ngawang. Jadi, kalo menurut kami, asalkan kita punya contoh fisik undangan yang kita mau (boleh lebih dari satu) maka Arief Jaya ini bisa membuat dengan harga yang oke sekaligus kualitas yang ga kalah. Tapi pada akhirnya semua kembali lagi ke pilihan masing2 orang ya… 😉

Begitu deal dengan Pak Haji Udin, kami langsung memberi DP kurang lebih 10%nya saja, baik kan ya hehe. Plus langsung memberikan desain dan materi undangan kepada mas Fandy (pegawainya Pak Haji Udin). Jadi, undangan yang kami pesan di Arief Jaya meliputi:

Main invitation

– Amplop dan plastik

– Kartu ucapan souvenir

– Kartu pengambilan souvenir

Weekend ini kami sudah janjian dengan Pak Haji Udin untuk memilih desain emboss undangan kami plus katanya kartu ucapan souvenir sudah jadi dicetak. Kami memang meminta supaya kartu ucapan souvenir jadi lebih dahulu karena akan segera dipasang di souvenir oleh vendor souvenir kami. Doakan semua lancar dan sesuai ekspektasi ya… amiin 😉

Vendor Undangan:

Arief Jaya

Jl. Kampung Melayu Kecil II No. 1A, RT/RW 002/010, Jakarta Selatan 12840

Telp. 021-83791445

Rias dan Baju Pengantin AiSei

Oke… berhubung pernikahan kami menggunakan adat jawa, maka kami berdua musti mengikuti upacara pernikahan sesuai adat jawa *termasuk rias pengantinnya dunk*. Mulai dari siraman, pengajian, jualan dawet, sampai malam midodareni. Detilnya siy Ai ga hafal. Tapi kebetulan Papa sama Mama sedang nyusun buku panduan pernikahan kami, tar kalo uda jadi InsyaAllah akan kami share. Nah, soal perias memang Ai tidak mencari-cari seperti vendor lainnya karena Mama jelas akan menggunakan jasa Krisnaluki Sanggar Rias dan Busana by Ibu Krisnawati –secara Mama juga salah satu perias disono 😀

Well, karena pernikaham kami menggunakan adat jawa, maka riasannya pun mengikuti adat jawa. Riasan adat jawa seperti apa yang akan kami gunakan? Lagi-lagi ini yang menentukan Mama dan Papa, kami berdua mah nurut-nurut aja. Berdasarkan keingingan Mama dan Papa, kami berdua akan menggunakan riasan Paes Ageng Kanigaran pada saat resepsi. Mengenai alasannya, kami berdua tidak tahu persis cuma katanya sih karena Ai ada ‘sedikit’ darah kraton *hedehhh*. Padahal kan badan Ai sama Sei itu mungil-mungil *hayah* apa pantes pake model Paes Ageng Kanigaran yak… Hmm… whatever lah hehehe…

Rencana awal siy nanti pas akad nikah sudah langsung menggunakan riasan tersebut, tapi setelah dipikir-pikir ko ribet ya pake pakaian Paes Ageng Kanigaran dan duduk bersila-bersimpuh untuk prosesi akad nikah. Jadi, diputuskan untuk akad nikah akan ada baju tersendiri. Kemungkinan untuk akad nikah Ai akan menggunakan kebaya putih dan Sei menggunakan jas plus celana panjang warna putih dengan lilitan kain di paha. Untuk akad nikah ini memang Ai sama Mama belum sepakat 100% tapi Ai sih pengennya seperti gambar berikut:

We’ll see lah…

Lanjuuut…

Untuk resepsi, kami akan menggunakan riasan Paes Ageng Kanigaran. Menurut informasi dari sebuah web:

“Paes Ageng Kanigaran sekilas tampak seperti Yogya Jangan Menir, perbedaannya adalah penggunaan dodot kampuh melapisi kain cinde warna merah keemasan. Kebaya beludru hitam panjang berhias benang keemasan menyatu dengan dodot kampuh, cinde, dan detil riasan serta perhiasan.”

“Paes Ageng Jangan Menir digunakan untuk upacara adat boyongan pengantin putri. Pengantin pria memakai baju blenggen dari bahan beludru, pinggang dililit selendang berhias pendhing, dan kuluk kanigara. Paes Ageng Jangan Menir tanpa memakai kain kampuh ataupun dodot, sebagai pembeda corak paes Ageng Kanigaran.”


Kurang lebih gambarnya seperti ini:

Tapi berhubung Ai berjilbab maka kurang lebih jadinya akan seperti ini:

Cuma dengan sedikit perbedaan ya, sepertinya Ai pengen kain untuk penutup telinga dan leher warnanya hitam aja, biar matching gitu hehehe… Untuk resepsi ini, kami positif akan menyewa dari Krisnaluki. Moga-moga aja hasil riasannya nanti oke yaaa… amiin 😉

Vendor Rias Pengantin

-KRISNALUKI-
Sanggar Rias dan Busana

Jl. Sonopakis Lor No. 264 Rt.02 Bantul, Yogyakarta 55182
Telp. +62 274-382244 atau +62 85 64355 4254

Our Wedding Venue

Hmmm… oke, untuk masalah yang satu ini sebenernya kami berdua ga terlalu banyak mikir ataupun milih, karena sudah jelas bin pasti si Papa bakalan make Grha Sabha Pramana untuk acara resepsi, berapa pun harganya hehehe —secara orang UGM gitu, kata si Papa siy ada diskon buat orang UGM 😀 Trus untuk akad nikahnya kami akan menggunakan Masjid Kampus UGM.

So, tidak seperti calon pengantin lain yang survey harga gedung sana sini, kami berdua trima jadi aja. Si Papa yang ngurus semua urusan pergedungan (baik untuk resepsi maupun akad nikah), secara memang kami berdua jarang-jarang pulangnya ke Jogja, jadi ga bisa intens ngurus. Sebenernya banyak gedung di Jogja yang bisa dipakai untuk acara resepsi pernikahan dengan harga dan tawaran yang bervariasi, jadi bisa disesuaikan dengan budget calon pengantin. Tapi ya sekali lagi, si Papa uda mantep banget mau pake Grha Sabha Pramana plus Masjid Kampus UGM, yasud bungkuuuus! Untuk lebih tahu mengenai gedung di Jogja, bisa dilihat disini (blog milik seorang teman yang kebetulan kakak kelas waktu SMU).

Nah, biaya sewa venue resepsi yang kami bayar itu sudah termasuk biaya gedung, biaya keamanan dan parkir,  sound system, ruang rias, tambahan listrik, dan peralatan lain (such as kursi lipat, meja prasmanan dan souvenir, meja gubug, panggung pelaminan dll). Plus dokumentasi liputan juga dari vendor rekanannya Grha Sabha Pramana –akan diceritakan lebih lanjut karena kami belum sempat mendatangi vendor tersebut hehehe. Trus kalo untuk akad nikah, biaya yang kami keluarkan sudah termasuk meja untuk akad nikah plus dekorasinya serta sound system.

Nah, kalo mau book venue untuk pernikahan, berikut tips yang bisa kami share:

1. Pastikan semua urusan per-booking-an gedung fixed jauh-jauh hari. Jangan sampai kita tidak mendapatkan gedung yang kita pengen (terutama yang kita pengen banget karena alasan budget hehe) karena sudah keduluan orang lain.

2.  Cermati lagi dari biaya yang kita keluarkan itu fasilitas apa saja yang kita dapatkan. Kita musti tahu dengan jelas, jangan sampai ada yang kurang di hari H, atau malah kita membayar apa yang tidak kita butuhkan.

3.  Tanyakan ke pengelola gedung apakah kita dikenakan biaya tambahan jika menggunakan vendor (catering, dekorasi, fotografi, dll) yang bukan rekanan mereka. Ini penting karena biasanya pihak vendor akan membebankan biaya tambahan ini ke kita.

Oke, masalah venue sudah beres, tinggal cek aja pas mendekati hari H plus tar ketemuan sama pihak pengelola gedung dan vendor (dekorasi, catering, fotografi, dan videografi). Ganbatte!! 😉

Grha Sabha Pramana --tampak depan

Grha Sabha Pramana --tampak samping

Masjid Kampus UGM --tampak depan

The Other Seserahan Thing

Huaaa… lama banget niy ga update tentang seserahan… padahal progress-nya uda lumayan banget lho hehehe… Ga percaya? Nih report-nya 😉

Update terakhir, Ai sama Sei blanja blanji pas akhir Desember 2010 yaaa… Nah, pas Tahun Barunya, tanggal 1, skalian ngerayain monthversary kami hehehe, kami mulai blanja blanji lagi deh buat nyicil ngelengkapin seserahan. Awalnya siy cuma mo hunting sepatu sama sandal pesta, eh malah dapet eyeshadow sama lipstick juga 😛

Here’s the recap:

  1. Charles & Keith: Ada item yang diskon 10% – 20% siy tapi pas dicoba-coba ga da yang oke, jadinya kami beli item yang non diskon, meskipun demikian ga nyesel sama sekali, habis bagus, nyaman & pas di kaki Ai ^.^
  • Sepatu hitam dengan aksen pita & manik: Rp 419.000
  • Sandal hitam dengan aksen polka gold: Rp 309.000

PS: sekitar 2,5 bulan setelah kami beli sepatu hitam nan cantik itu eee sama Charles & Keith didiskon 20%, huhuhuhu agak-agak nyesel juga hwehehehe…

  1. TheFaceShop: beberapa item *yang kayaknya ga bestseller* diskon 10% – 20%
  • Face & It Designing Eyeshadow: diskon 15%
  • Face & It All About Lipstick Moisture: diskon 10%

Trus, Ai juga uda sempetin beli *of course pake duit Sei yang ada di Ai hehehe* beberapa item kosmetik, antara lain:

  1. Perawatan wajah: tentunya pake produknya Artistry, yang terdiri dari foaming cleanser, toner, dan moisturizer
  2. Bedak tabur: produk Artistry juga, tapi musti nambah beli wadahnya, hedehhh… gapapa deh…
  3. Eyeliner pencil: produk Yvonne, beli di Jogja, murah meriah 😀

Jadi, untuk kelompok kosmetik berarti cuma kurang blush on sama pensil alis ya… Oya, karena belanja lumayan banyak item Artistry, rupanya sedang ada promo, yaitu bisa beli gelang Swarovsky dengan harga murah, tapi Ai agak lupa berapa harganya, kalo ga salah siy cuma sekitar Rp 50.000,00 – 70.000,00. Masukin jadi item seserahan juga ahhh 😀

Nah, selanjutnya item yang uda berhasil dibeli adalah peralatan sholat. Kami berdua hunting di Tanah Abang hehehe skalian beli kekurangan kain untuk panitia. Btw, itu pertama kalinya Sei ke Tanah Abang lhooo, selamat ya sayang hahaha \(^.^)/

Berikut beberapa item yang kami dapat:

  1. Peralatan Sholat Ai:
  • Mukena: warna dasar putih, bordir biru-hijau, kainnya enak, adem, dan lembut. Harga cuma Rp 125.000,00 😀
  • Sajadah: buatan Turki yang lebar, lembut dan empuk, warna biru-ungu, kembaran sama Sei 😉 Harga kalo ga salah skitar Rp 55.000,00

2. Peralatan Sholat Sei:

  • Baju Koko: warna putih, bordir cokelat. Harga lupa 😛
  • Sarung: warna biru. Harganya kalo ga salah sekitar Rp 75.000,00 deh…
  • Sajadah: buatan Turki yang lebar, lembut dan empuk, warna biru-ungu, kembaran sama Ai;)

Kalo di list yang Ai buat, Ai masukin peci untuk Sei. Waktu Ai tawarin untuk beli, ternyata Sei bilang kalo ga gitu suka pake peci. Ya sudah, peci dicoret saja dari list.

Oya, ada yang kelupaan. Ai juga uda ngebeliin kemeja buat Sei. Waktu itu The Executive lagi promo kalau beli 2 biji dapet diskon, tapi lupa berapa diskonnya :P. Trus, terakhir kami juga sempat belanja celana bahan buat Sei tanggal 16 Maret kemarin. Sekali lagi, The Executive lagi diskon 20%. Plus Sei juga uda ngebeliin handuk buat Ai. Motifnya sama kayak handuk yang Ai kasi ke Sei pas ulang tahun Sei. Ga lupa dibordir nama “Ai” juga dong 😉

Jadiiii…. progress seserahan dan angsul-angsul kami adalah sebagai berikut:

Seserahan untuk Ai:

  1. Seperangkat alat sholat: mukena, sajadah, tasbih & Al Qur’an → sudah 50%
  2. Pakaian pesta: kain atasan/brokat/batik, kain bawahan/jarik, jilbab → belum sama sekali, tar hunting sama Mama aja hehehe
  3. Clutch (rencananya beli online), sandal high heels (Charles & Keith), sepatu ( Charles & Keith) → sudah 67%
  4. Pakaian dalam: La Senza (bra , 3 panty & lingerie). → DONE, tinggal melengkapi & dibungkus… eh bra-nya kurang 2 siy hehehe tapi anggep done aja deh
  5. Perawatan tubuh: White Musk Series from Body Shop (shower gel, body mist, EDT, body creme, shower puff) → DONE, sudah dibungkus
  6. Perawatan wajah & kosmetik (make up): Artistry (foaming cleanser, toner, moisturizer), bedak tabur, eye shadow, lipstik, eye liner, blush on & pensil alis → sudah 80%
  7. Dompet Fossil , perhiasan (gelang Swarovsky), jam tangan (Monol aja kali ye yang murah meriah hehe)
  8. Buah- buahan → tar aja mendekati hari H
  9. Makanan → tar aja mendekati hari H

Angsul-angsul untuk Sei:

  1. Kemeja kerja + batik + celana panjang bahan + dompet → uda 75%
  2. Baju koko + sajadah + sarung + Al Qur’an → kurang Al Qur’an aja, brarti kurang 75%
  3. Perlengkapan mandi → DONE, uda dibungkus
  4. Makanan → tar aja mendekati hari H
  5. Buah-buahan → tar aja mendekati hari H

Hurray… progress-nya uda makin banyak… Mari kita lengkapin yang kurang-kurang sayang 😉

PS: oya, ngomong-ngomong tentang seserahan, si Papa dapet ide kalo seserahannya jumlahnya 17, sesuai tanggal pernikahan kami. Wedew… banyak amiiir… we’ll see deh Pap!

 

Got Our Wedding Souvenir \(^.^)/

Setelah searching sana sini via Mbah Google, awalnya Ai memutuskan untuk memesan souvenir keramik (baca postingan sebelumnya di sini) di sebuah vendor yang Ai dapat berkat bantuan Mbah Google (homebase-nya di Malang, katanya disana emang pusatnya kerajinan keramik). Harga di vendor tersebut, saat itu (untuk produk yang sama), merupakan harga yang paling oke dibandingkan vendor lainnya. Bahkan Ai juga sempat membeli sampelnya yang dikirim via paket. Namun,  Ai berinisiatif untuk menyambangi Pasar Pagi Mangga Dua, minimal buat survey aja lah. Mulai deh searching rekomendasi orang-orang via Mbah Google (again). Di detik-detik terakhir, bagaikan sebuah mukjizat *hayah*, Ai menemukan sebuah blog yang merekomendasikan Alfriandra/Yana Souvenir. Tempatnya di Cipinang, lumayan jauh siy. Tapi disana katanya pusat eceran dan grosiran yang murah banget. Bahkan katanya lagi, banyak pegadang di Pasar Jatinegara, Asemka ataupun Mangga Dua yang ngambil dari Alfiandra Souvenir ini. Oke, demi mendapatkan harga yang kompetitif, secara undangan kami membludak dari perkiraan sebelumnya menjadi 1000 pcs, maka dengan merayu-rayu Sei akhirnya pas liburan Maulid Nabi kemaren kami berdua menyambangi Alfiandra Souvenir. Berbekal GPS, meluncurlah kami kesana 😀 Begitu sampai disana, setelah susah payah mencari, kami cuma bisa melongo. Banyak banget pilihan souvenirnya. Dari yang paling murah sampai yang paling mahal. Dari yang lagi ngetren sampe yang unik. Puas banget deh… Etapi kalo belum menentukan mau beli souvenir apa, dijamin bingung deh hehehe… Untungnya kami uda menentukan souvenir apa yang kami inginkan. Langsung deh tanya-tanya sama pegawainya Alfiandra Souvenir. Ternyata souvenir yang kami pengen lagi ada stoknya *yes* Warnanya juga pas banget sama warna tema pernikahan kami, yaaay! Plus yang paling oke lagi, harganya itu lebih murah sekitar Rp 1.800,00 dari vendor incaran kami sebelumnya \(^.^)/ Tapi ga seketika juga kami memutuskan untuk memesan. Hal yang menjadi pikiran kami berikutnya adalah bagaimana membawa souvenir yang mudah pecah itu ke Jogja. Kalo jumlahnya sedikit siy ga masalah, bisa kami bawa sendiri dengan kereta api. Tapi ini jumlahnya lebih dari 1000 pcs. Nah, kalo pake jasa paket pasti biaya yang dikeluarkan juga akan besar. Untungnya, setelah tanya-tanya, rupanya Alfiandra Souvenir punya cabang di Jogja *yess*. Langsung deh telpon ke Mas Aris, pengelola Alfiandra Souvenir cabang Jogja. Rupanya dia menyanggupi kalo kami beli souvenir plus segala kelengkapannya (mika dan pita) di Jakarta *karena kalau beli mika di Jogja mahal*, tar dia yang mem-package, dan kami cuma nambah biaya Rp 300,00/souvenir saja untuk jasa packaging plus ongkos kirim. So, kalo dipikir-pikir masi lebih murah daripada kalo kami pake jasa paket. Tanpa ragu-ragu, deal-lah kami dengan sang pemilik, Kang Asep. Bahkan beliau sempet memastikan ke anak buahnya di Jogja bahwa mereka benar-benar sanggup menangani pesanan kami yang notabene cukup banyak hehehe… Dengan alasan kepraktisan, yaitu males bolak-balik Pejompongan – Cipinang, maka kami memutuskan untuk memberi DP saat itu juga. Eh, Kang Asep dengan baik hatinya memberi kami bonus berupa 4 buah buku tamu, yaaay!!! Sip, satu urusan sudah kelaaar… Tinggal memastikan packaging-nya oke aja nanti 😉

Searching Souvenir via Mbah Google

Tetek bengek pernikahan itu rupanya cukup banyak ya :P. Salah satu yang uda jadi culture di Indonesia dan mau ga mau harus kita sediakan adalah souvenir. Well, gimana pun semua tetek bengek itu penting banget dan harus diurusin. Setelah dipikir-pikir; makanan, dekorasi, entertainment, make up pengantin wanita, dan lain-lain semuanya itu gak akan bertahan melewati hari H. Cuma souvenir aja yang bertahan di tangan para tamu setelah resepsi pernikahan nanti. Bukan berarti yang lain ga penting ya, yang lain tentu juga penting, like i said before. Nah, mengenai souvenir, selain menunjukan taste kita, souvenir juga berperan besar dalam menyatakan betapa kita menghargai kedatangan para tamu undangan (it’s a thanks giving). Dan biasanya tamu-tamu undangan betul-betul memperhatikan souvenir kita.Masalahnya, nyari souvenir itu gampang-gampang susah. Pilihan jenisnya sebenernya banyak, tapi ya itu makin banyak pilihan biasanya malah makin bingung hwehehehe…
Nah, berikut ini adalah kriteria souvenir yang kami inginkan:
  1. Berdaya guna → jadi souvenir kami nanti ga cuma dipajang aja, tapi bisa dipake juga sama tamu undangan. Syukur-syukur pas make souvenir itu tamu undangan kami keinget: “Ohh, dulu ini kami dapet waktu nikahannya si ….” 😀
  2. Sesuai dengan tema → yaaa… minimal sesuai ama tema warna permikahan kami, yaitu biru ^.^
  3. Kemasan menarik → souvenir boleh murah tapi kalo bisa kemasannya menarik, jadi kesannya wah. Ehh, menarik itu belum tentu mahal lhooo…
  4. Unik → kalo bisa sih souvenir kami itu unik, lain daripada yang lain. Minimal unik di kawasan Jogja lah 😀
Minimal 4 itu deh kriterianya hehehe… Trus kalo masalah inisial yang tercetak di souvenir, sepertinya kami tidak akan mencetak inisial nama kami di souvenir. Tar tamu undangan malah malu makenya karena ada inisial kami hwehehe… Jadi cukup ucapan terima kasih aja yang disematkan di packaging.
Tahap selanjutnya adalah survey vendor souvenir –mulai pusing 😀
Menurut informasi sih tempat di Jakarta yang jualan souvenir murah meriah itu di Pasar Jatinegara, Asemka, sama Pasar Pagi Mangga Dua. Tapi bayangin tempatnya aja rasanya uda pusing duluan hehehe. Jadi kayaknya kami mau survei via Mbah Google dulu. Tar kalo uda mentok, baru deh ke 3 tempat tersebut.
Berikut hasil survey kami via Mbah Google a.k.a produk souvenir yang dijual secara online:
1. http://www.souvenirjogja.com/
KONTAK DAN PEMESANAN
Ny.Annisa Hermanto
GSM. 0852 2638 8296
Flexy. 0274-3012003
lubnasouvenir@yahoo.com
Jogjakarta, Indonesia
2. http://souvenirnyot.com
Alamat:
Souvenirnyot
Kasongan /Kajen RT01 Bangun Jiwo Kasihan Bantul
Telepon:
02746561117
3. http://www.jogjasouvenir.com
Rumah : Singojayan WB I no 17 RT 04 RW 01 Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta 55253
Office : Jl. Pugeran No 24 (pojok benteng kulon ke Timur, sebelum SMA 7 persis ke selatan jl Pugeran)
Telp: 0274 330 5335
HP : 0817 9435 585
email : jogjasouvenir.indonesia@gmail.com
YM! : jogjasouvenir_indonesia
4. Purezento
http://www.purezentos.com
Jl. Sirnagalih No.17 Padasuka Bandung
cp. Ibu Icha
Telp: 022-92677891
Fax: 022-7210230
Email: purezpurez@yahoo.com
Stand lain ada di: Lippo Cikarang, Mall Taman Anggrek Lt.1, DP Mall Semarang, Bandung Indah Plaza (2nd Floor), Cihampelas Walk (Young Street), Paris Van Java (Lower Ground Floor)
5. http://www.souvenirnikahmurah.com
Disini produk yang menarik menurut kami adalah souvenir keramik.
6. http://www.marcomario.com
Address:
Ruko Plaza Segi 8, Kav. A-809 (depan SCTV)
Jl. Raya Darmo Permai III
Surabaya – Indonesia
Tel. (62-31) 7098 0376,
(62-31) 734 4439
HP. 081 2321 6788
Fax. (62-31) 734 4439
Email.
7. http://houseofclay.multiply.com/
Disini tersedia produk-produk berbahan clay. Tapi harganya out of budget kami hehehe…
8. http://bakoelsouvenir.wordpress.com
CP:
Nurin : 085232128725
Ari      : 085237905878
9. http://rscardsouvenir.com
Showroom :
Jl. Ki Mangunsarkoro 33
Gunung Ketur, Pakualaman
Kota Yogyakarta
(0274) 7414202
08122711820
10. http://dinikoesouvenir.blogspot.com
Alamat :
Jl. Saxophone 15A, Malang

Telepon :
(0341) 403667 / (0341) 8641386/ (0341)8177823

Email :
nuraini.setiawati@yahoo.com

11. http://evysouvenir.com
jogja 1 : evysouvenir pasar beringharjo jogja PB.1 lt.1 no.35 (utara parkiran mobil)
jogja 2 : evysouvenir pasar beringharjo jogja PB.2 lt (utara masjid muttaqien)
jogja 3 : evysouvenir jl.jagalan no 42 (utara radio redjobuntung)
12. http://www.souvenirpernikahanmurah.net
Office : Jln. Selokan Mataram RT. 003 Rw. 27
PRSL : M195 Babarsari, Condongcatur,
Depok, Sleman, Yogyakarta, Indonesia
Telp: +62274 – 653 7002; +0813 2869 6982
13. http://lepidro.multiply.com
021-33831052 / 0816 480 4595 atau email ke lepidro@hotmail.com
--picture taken from here--
–picture taken from here
Daaan… setelah melihat-lihat berbagai macam jenis souvenir, sepertinya kami tertarik dengan souvenir keramik, bentuknya apa??? Rahasia doooonk!!! Tunggu cerita selanjutnya yaaa ^.^

 

Hunting Tiket Murah untuk Hari H

Well, setelah tanggal sudah pasti, kami segera menentukan kira-kira kapan kami akan mulai cuti nikah. Maksudnya supaya bisa segera book tiket  & dapet harga oke gitu hehehe… Kebetulan Air Asia sedang ada promo “Cheer Family Holiday” untuk periode booking 14 – 21 Februari 2011 dengan jadwal penerbangan 4 Mei – 31 Juli 2011. Horeeee!!! \(^.^)/

Langsung deh kami capcus ke website-nya untuk online booking. Pas liet harganya, surprise juga.  Tiket sekali jalan Jakarta – Jogja untuk 2 orang cuma 150,909.10 IDR (base fare plus tax). Lumayan muraaah… Sippo, langsung ambil deh!

Nah, setelah proses-proses, final price-nya ga segitu siy *hiks* ada tambahan tax, convenience fee, dan kami beli bagasi 15 kg duluan (karena kalo bayar pas check in bisa lebih mahal). Tapi ga papa juga siy, toh jatuhnya berdua masi kurang dari 300,000 IDR, masi lebih murah daripada tiket kereta api eksekutif 😛

Berikut adalah perinciannya:

2 Guest 150909.10 IDR
Iuran Wajib Jasa Raharja 10000.00 IDR
Value Added Tax 15090.92 IDR
Sub Total 176000.02 IDR
Services & Fees  
2 x Convenience Fee 36000.00 IDR
1 x Regular – up to 15kg 54545.45 IDR
Value Added Tax 9054.55 IDR
Sub Total 99600.00 IDR
Total Amount 275600.02 IDR
Total VAT 24145.47 IDR
Total Paid 275600.02 IDR

 

Jadi, total jendral yang harus kami bayar itu 275,600.02 IDR untuk 2 orang. Masi murah juga kaaan?!?!? Senangnyaaaa \(^.^)/ Tinggal cari tiket buat keluarga Sei sama transportasi honeymoon kami, moga-moga bisa dapet murah lagi yaaa ^^,

Premarital Check Up

Finally, kami berdua sudah melakukan premarital check up kemarin tanggal 7 Februari 2011 di Laboratorium Kimia Farma Cikini. Yipiii!!!

Apa itu premarital check up? Premarital check up merupakan sekumpulan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan status kesehatan kedua calon mempelai, terutama untuk mendeteksi adanya penyakit menular, menahun atau diturunkan yang dapat mempengaruhi kesuburan pasangan maupun kesehatan janin.

Kenapa musti melakukan premarital check up? Menurut informasi yang Ai dapat, dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital check up), sebenarnya kedua calon mempelai telah melakukan tindakan preventif terhadap adanya kemungkinan penyakit bawaan dari keluarga masing-masing.  Dengan mengetahui sedini mungkin kondisi kesehatan masing-masing, maka tentu akan lebih mudah bagi kedua calon mempelai dalam melakukan upaya pencegahan yang mungkin bisa menyebabkan keguguran atau malah kelainan bagi keturunan. Selain itu, beberapa keuntungan tambahan dari melakukan premarital check up adalah:

  • Untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum.
  • Apabila terdapat permasalahan bisa segera ditangani.
  • Secara tidak langsung membantu kesiapan mental calon pasangan.

See? Premarital check up itu ternyata penting lho!

Idealnya, premarital check up dilakukan 6 bulan sebelum dilakukan pernikahan. Pertimbangannya, jika ternyata ada sesuatu masalah pada hasil pemeriksaan kesehatan kedua calon mempelai, masih ada cukup waktu untuk konseling atau pengobatan terhadap penyakit yang diderita. Tapi pada dasarnya bisa dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung.

Nah, berikut adalah contoh panel premarital check up yang bisa dilakukan calon mempelai:

maaf, ada beberapa bagian yang harus disensor 😀

Gambar di atas itu merupakan contoh atau pemeriksaan yang minimal. Calon mempelai bisa saja memilih pemeriksaan apa yang mereka inginkan. Kalo kami kemarin ada juga pemeriksaan EKG, rontgen thorax, dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Bisa juga ditambah dengan pemeriksaan USG kebidanan dan kandungan untuk wanita, TORCH, hormon reproduksi, dan lainnya.

Hasil pemeriksaan kesehatan kami bisa diketahui 4 hari setelah pemeriksaan. Duh, jadi deg-degan menunggu hasilnya *hayah* Semoga ga da masalah yaaa, amiin ^.^

 

List vendor:

Laboratorium Kimia Farma Cikini
Jl. Cikini Raya No. 2-4 Gedung Menteng Huis
Jakarta Pusat

 

Mahar untuk Ai

Berikut sedikit informasi mengenai mahar yang Ai cuplik dari website:

Mahar adalah harta yang diberikan pihak calon suami kepada calon istrinya untuk dimiliki sebagai penghalal hubungan mereka. Mahar ini menjadi hak istri sepenuhnya, sehingga bentuk dan nilai mahar ini pun sangat ditentukan oleh kehendak istri. Bisa saja mahar itu berbentuk uang, benda atau pun jasa, tergantung permintaan pihak istri.

Mahar dan Nilai Nominal

Mahar ini pada hakikatnya dinilai dengan nilai uang, sebab mahar adalah harta, bukan sekedar simbol belaka. Itulah sebabnya seorang dibolehkan menikahi budak bila tidak mampu memberi mahar yang diminta oleh wanita merdeka. Kata “tidak mampu” ini menunjukkan bahwa mahar di masa lalu memang benar-benar harta yang punya nilai nominal tinggi. Bukan semata-mata simbol seperti mushaf Al-Quran atau benda-benda yang secara nominal tidak ada harganya.

Hal seperti ini yang di masa sekarang kurang dipahami dengan cermat oleh kebanyakan wanita muslimah. Padahal mahar itu adalah nafkah awal, sebelum nafkah rutin berikutnya diberikan suami kepada istri. Jadi sangat wajar bila seorang wanita meminta mahar dalam bentuk harta yang punya nilai nominal tertentu. Misalnya uang tunai, emas, tanah, rumah, kendaraan, deposito syariah, saham, kontrakan, perusahaan atau benda berharga lainnya.

Adapun mushaf Al-Quran dan seperangkat alat shalat, tentu saja nilai nominalnya sangat rendah, sebab bisa didapat hanya dengan beberapa puluh ribu rupiah saja. Sangat tidak wajar bila calon suamiyang punya penghasilan menengah, tetapi hanya memberi mahar semurah itu kepada calon istrinya.

Akhirnya dengan dalih agar tidak dibilang “mata duitan”, banyak wanita muslimah yang lebih memilih mahar semurah itu. Lalu diembel-embeli dengan permintaan agar suaminya itu mengamalkan Al-Quran. Padahal pengamalan Al-Quran itu justru tidak terukur, bukan sesuatu yang eksak. Sedangkan ayat dan hadits yang bicara tentang mahar justru sangat eksak dan bicara tentang nilai nominal. Bukan sesuatu yang bersifat abstrak dan nilai-nilai moral.

Justru embel-embel inilah yang nantinya akan merepotkan diri sendiri. Sebab bila seorang suami berjanji untuk mengamalkan isi Al-Quran sebagai mahar, maka mahar itu menjadi tidak terbayar manakala dia tidak mengamalkannya. Kalau mahar tidak terbayar, tentu saja akan mengganggu status perkawinannya.

Nominal Mahar Dalam Kajian Para Ulama

Secara fiqhiyah, kalangan Al- Hanafiyah berpendapat bahwa minimal mahar itu adalah 10 dirham. Sedangkan Al-Malikiyah mengatakan bahwa minimal mahar itu 3 dirham. Meskipun demikian sebagian ulama mengatakan tidak ada batas minimal dengan mahar.

Bila Laki-laki Tidak Mampu Boleh Mencicil

Kenyataan bahwa manusia itu berbeda-beda tingkat ekonominya, sangat dipahami oleh syariah Islam. Bahwa sebagian dari manusia ada yangkaya dan sebagian besar miskin. Ada orang mempunyai harta melebihi kebutuhan hidupnya dan sebaliknya ada juga yang tidak mampu memenuhinya.

Karena itu, syariah Islam memberikan keringanan kepada laki-laki yang tidak mampu memberikan mahar bernilai nominal yang tinggi sesuai permintaan calon istri, untuk mencicilnya atau mengangsurnya. Kebijakan angsuran mahar ini sebagai jalan tengah agar terjadi win-win solution antara kemampuan suami dan hak istri. Agar tidak ada yang dirugikan.

Istri tetap mendapatkan haknya berupa mahar yang punya nilai nominal, sedagkan suami tidak diberatkan untuk membayarkannya secara tunai. Inilah yang selama ini sudah berjalan di dalam hukum Islam. Ingatkah anda, setiap kali ada ijab kabul diucapkan, selalu suami mengatakan,”Saya terima nikahnya dengan maskawin tersebut di atas TUNAI!!.” Mengapa ditambahi dengan kata “TUNAI”?, sebab suami menyatakan sanggup untuk memberikan mahar secara tunai.

Namun bila dia tidak punya kemampuan untuk membayar tunai, dia boleh mengangsurnya dalam jangka waktu tertentu. Jadi bisa saja bunyi ucapan lafadznya begini: “Saya terima nikahnya dengan maskawin uang senilai 100 juta yang dibayarkan secara cicilan selama 10 tahun.”

Trus barusan dapet juga referensi baru disini.

Nahh… berdasarkan referensi-referensi tersebut, officially seperangkat alat sholat ga akan Ai jadikan mahar ato maskawin tapi bagian dari seserahan aja. Kasihan Sei tar, konsekuensinya berat hehe… Trus apa dunk???

Awalnya kami mau uang tunai aja, yang bentuknya uang kuno gitu. Tapi setelah dipikir-pikir kalo uang ko nilai ke depannya kurang stabil ya. Akhirnya, Ai coba bilang ke Sei kalo Ai mau emas aja sebagai mahar, tapi bukan perhiasan, yang batangan aja alias emas murni. Menandakan murninya cinta Sei ke Ai gitu *hayah* Mengenai jumlahnya Ai ga matok nilai tertentu, Ai bilang terserah Sei aja, semampunya Sei & yang ga memberatkan Sei, kalo mampunya 1 gram ya 1 gram aja ga papa, kalo mampunya 5 gram ya 5 gram, kalo mampunya 10 gram ya 10 gram, dst hehehe… berikut percakapan kami berdua:

Sei: “Oke, Sei sanggup. Sei usahain tar mahar buat Ai emas yang jumlahnya sesuai tanggal pernikahan kita”

Ai: “Ehh, tapi kalo ternyata Mama sama Papa nentuin tanggal 30, gimana dunk?? Kan 30 gram mahal sayang…”

Sei: “Yaa… tetep diusahain, kalo ga ya nanti kita akalin hehe”

 

Beberapa hari kemudian, secara ga sengaja Ibu dapet bocoran tanggal pernikahan kami dari Mama. Dan alhamdulillah bukan tanggal 30 hahaha… So, Sei menyatakan InsyaAllah mampu kasi mahar emas sesuai tanggal pernikahan kita ke Ai… awalnya Ai agak-agak mempertanyakan keputusan Sei itu.

Ai: “Yakin sayang maharnya mau segitu?? Kurang dari itu juga ga papa ko kalo Sei merasa berat…”

Sei: “ Ga papa… selama Sei masi bisa usahain akan Sei usahain. Nilai mahar segitu itu untuk menghargai Ai. Bahwa Ai itu berharga buat Sei, meskipun tentunya nilai Ai lebih dari mahar yang nantinya Sei kasi ke Ai, nilai Ai buat Sei jauh lebih berharga dari itu. Tapi Sei pikir nilai itu cukup pas lah, ga terlalu murah tapi ga terlalu memberatkan Sei juga. Masa nilai Ai cuma sebesar Rp 17.711 siy hehehe… Semua Sei kasi karna Ai berharga buat Sei…”

Ai: *speechless* *terharu* *berkaca-kaca* “Makasih ya sayaaang…”

dan sekarang Sei lagi sibuk-sibuknya hunting mahar ni hehehe… makasi ya sayaaaang… syemangaaaad!!!

Kita tunggu cerita Sei yaaa ^.^

 

Previous Older Entries Next Newer Entries